WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengungkapkan penganggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo harus di-refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19. Biar begitu, Amran meminta kepada seluruh jajaran terus meningkatkan dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Amran menyampaikan itu saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo, Kamis (26/1/2023). Penyampaian itu ditujukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes), khususnya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), yang merupakan lini terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kegiatan yang merupakan tindak lanjut rakor yang digelar sebelumnya ini, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Wajo, Armayani, Kepala Dinkes, Armin, para kepala perangkat daerah, direktur RSUD, kepala UPTD puskesmas, serta petugas kesehatan dan undangan lainnya.
"Tentu masih banyak kebutuhan dan kelengkapan yang belum terpenuhi karena penganggaran kita yang harus di-refocusing untuk penanganan Covid. Tetapi, saya minta kepada semua, khususnya puskesmas, untuk memaksimalkan semua yang ada guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," ujar Amran.
Amran juga mengapresiasi beberapa capaian Dinkes bersama layanan dan petugas kesehatan. Misalnya, capaian pelayanan orang terduga tuberkulosis (TBC) yang melebihi target serta upaya penyediaan dan revitalisasi sarana kesehatan.
"Saya harap agar semua capaian yang selama ini diraih bisa dipertahankan, bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan," kata Amran.
Ketua DPD PAN Wajo ini juga berbagi tips kepada semua agar bisa melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa merasa terbebani. "Kita harus mengubah pemikiran kita untuk menjadikan kerja itu sebagai ibadah. Kemudian tanamkan keikhlasan dan ketulusan dalam diri kita, insyaallah semua akan terlaksana dengan baik. Inilah yang selama ini saya terapkan," terangnya.
Kepala Dinkes Wajo, Armin, menjelaskan beberapa capaian kinerja dinas yang dipimpinnya. "Capaian pelayanan kesehatan untuk usia produktif kita berada di angka 93,27 persen, lalu penderita hipertensi 86,28 persen, penderita diabetes melitus 98,24 persen, orang dengan gangguan jiwa 114,4 persen, risiko terinfeksi HIV/AIDS 112 persen, dan terduga tuberkulosis 121,78 persen," rincinya.
Selain beberapa capaian, sosok perempuan bergelar doktor ini juga memaparkan persoalan dalam pelaksanaan kesehatan masyarakat, di antaranya masih adanya anggapan bahwa segala urusan kesehatan adalah tanggung jawab Dinkes dan jajarannya.
"Begitu juga masih banyak yang beranggapan jika stunting merupakan faktor genetik sebagai penyebab utama dan kesadaran masyarakat akan pentingnya posyandu masih kurang serta beberapa permasalahan lainnya," ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Direktur RSUD Lamaddukelleng, Andi Ela Hafid, dan Direktur RSUD Siwa, Gusaidi, juga turut memaparkan capaian dan permasalahan yang dihadapi. Kegiatan diakhiri setelah pelaksanaan sesi tanya jawab.